Sabtu, 09 Mei 2015

Filled Under:

Hari Kebangkitan Nasional & Budi Utomo

Share
Budi Utomo
       Tidak terasa beberapa hari lagi kita akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke 107 yang jatuh pada tanggal 20 Mei 2015. Nah apa yang dipikiran kamu tentang Kebangkitan Nasional? Pasti yang kamu pikir adalah para Pahlawan kita yang berjuang untuk membuat Indonesia merdeka. Semua orang bersatu untuk bisa membuat Indonesia menjadi merdeka, dan akhirnya Boedi Oetomo pun didirikan untuk membuat Rakyat Indonesia bersatu melawan penjajah yang ingin terus membuat Rakyat Indonesia menjadi bodoh. Nah Budi Utomo sendiri untuk mendirikan ini pun penuh semangat, dia dan kawan-kawan mencari hubungan dengan murid di kota lain seperti Bogor, Bandung, Semarang & Yogyakarta. Nah setelah semuanya terkumpul akhirnya mereka pun berkumpul di Ruang Kuliah Anatomi dan disana mereka pun rapat dan membicarakannya secara matang, setelah semua ide mereka terkumpul akhirnya mereka memilih Boedi Oetomo sebagai nama perkumpulan mereka. Nah arti dari Boedi Oetomo pun juga punya makna yang terkandung didalamnya, apa aja itu? Yang pertama Boedi artinya perangai atau perilaku sedangkan Oetomo berarti baik. Nah kalo disatukan menjadi perangai/perilaku yang baik.
       
      Budi Utomo lahir pada tanggal 30 Juli 1888 di Desa Ngepeh, Jawa Timur. Ia belajar di STOVIA atau Sekolah Dokter. Nah disitu dia tidak sendirian, Budi Utomo punya sahabat-sahabat yang sangat mendukung apa yang dia lakukan, dan Dr. Wahidin Sudirohusodo pun menyarankan untuk membentuk organisasi atau perkumpulan modern pertama di Indonesia, yaitu Boedi Oetomo yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 1908. Boedi Oetomo sendiri dipelopori oleh para pelajar STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen) yaitu Budi Utomo, Gunawan, Suraji dibantu oleh Suwardi Surjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain. Budi Utomo sendiri diangkat sebagai ketuanya. Tujuan organisasi ini adalah membuat cita-cita Rakyat Indonesia tercapai, yaitu ingin Indonesia menjadi MERDEKA. Budi Utomo selain berkiprah di Bidang Politik & Kedokteran, Budi Utomo juga bermain di kancah kewartawanan dan memimpin sekitar 50 buah surat kabar. Budi Utomo wafat di Surabaya pada tanggal 30 Mei 1938.